Tak Usah Takut dengan Pekerja Asing


Tak Usah Takut dengan Pekerja Asing Para pekerja warga negara Indonesia tidak perlu takut dengan kehadiran tenaga kerja asing di bumi Nusantara. Menteri Tenaga Kerja M Hanif Dakhiri mengatakan, di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), semua negara pasti membahas mengenai tema competitiveness. Dengan kata lain, persaingan merupakan kata kunci di era MEA saat ini. Tidak ada satupun negara yang dapat survive tanpa adanya competitiveness tersebut. “Jadi, bukan saatnya lagi mempertanyakan siapkah Indonesia memasuki MEA. Bisakah Indonesia? Tak usah takut dengan pekerja asing. Semua sudah jalan dan kita mampu melakukan semua yang bisa dikerjakan pekerja asing,” kata Menaker pada acara penutupan Konferensi Human Capital II se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Majalah Economic Review, IPMI International Business School, NBO Group dan Thomas International, di Auditorium Puri Dani, IPMI International Business School, Jakarta, Rabu (30/3). Menurut Hanif, Indonesia paling tidak memiliki empat modal utama untuk menjadi bangsa yang competitive, yaitu sumber daya manusia atau human capital, sumber daya alam, stabilitas politik, dan posisi letak geografis NKRI. Dengan populasi SDM terbesar di wilayah ASEAN, yakni sekitar 242 juta jiwa atau setara 40 persen dari total jumlah populasi ASEAN, ditambah dengan bonus demografi yang akan terjadi beberapa tahun ke depan, semakin memposisikan Indonesia sebagai negara yang memiliki posisi tawar yang sangat strategis dalam percaturan ASEAN. “Posisi tawar tersebut akan kita dapatkan jika SDM Indonesia memiliki daya saing,” katanya. Menurut Menaker, di sinilah pentingnya membangun dan menyiapan kekuatan SDM yang mampu menghadapi tantangan atau permasalahan. Dalam konteks ketenagakerjaan SDM yang dimaksud adalah SDM yang kompeten dan professional. Pada era MEA saat ini, kompetensi dan daya saing merupakan mata uang yang harus dimiliki oleh setiap SDM. Kompetensi SDM menjadi syarat mutlak untuk dapat bersaing di semua level tingkatan, baik nasional maupun internasional. “Pada prinsipnya kita semua sepakat bahwa apapun bidang pekerjaan atau profesi, setiap orang dalam melaksanakan suatu aktivitas atau pekerjaan harus memiliki kemampuan atau kompetensi,” katanya. Hanif melanjutkan, Konferensi Human Capital II se-Indonesia merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap orang-orang yang senantiasa memberikan, peduli atau berjasa dalam mengembangkan dan mengelola human capital untuk menghasilkan kinerja terbaik di tempat kerjanya masing-masing. “Competitiveness harus diciptakan, dipelihara, bahkan harus memiliki tantangan untuk menguji ketahanannya, sehingga semakin memiliki ketahanan dan kekuatan. Disinilah pentingnya peranan pendidikan, pelatihan dan pengalaman, sebagai media menumbuhkembangkan kualitas SDM kita,” ujarnya. Source From republika.co.id

Media Sosial